Dalam keluarga saya di ajarkan agar jangan bersikap terlalu galak terhadap lelaki 'karena bisa menimbulkan akibat buruk' kata ayah. Dan saya terapkan dalam kehidupan percintaan saya, semua mantan pun tak ada yang menjadi musuh bagi saya, setelah putus pun saya tetap menjalin hubungan dengan mereka, menjalin hubungan dalam arti positif seperti menanyakan keadaan keluarga atau hanya bercengkrama saja. Saya selalu membatasi hubungan komunikasi saya dengan para mantan, terlebih lagi sekarang saya sudah memiliki orang special. Saya tidak ingin terjadi kesalah pahaman karena hanya masalah mantan. Saya tak pernah bermasalah dengan mantan makanya hubungan kami tetap baik meski sudah putus. Bisa seperti itu karena saya menerapkan apa yang ayah katakan,, saat saya mengambil keputusan untuk menyudahi hubungan, sebisa mungkin menggunakan bahasa yang bisa di mengerti orang tersebut tanpa menggunakan emosi atau kata-kata yang kasar.
Tapi akhir-akhir ini salah satu mantan mengganggu saya,, dan selalu seperti itu 2 tahun belakangan ini . Sudah kurang lebih 2 tahun kami berpisah,, dan saya menganggap kita menjadi teman.. dia tau persis bagaimana perjalanan cinta saya setelah berpisah dengannya,, entah darimana dia dapatkan semua informasi tentang saya setelah putus , entah mungkin dari temannya atau apapun itu dia selalu mengetahuinya. Awalnya saya menganggap mungkin dia hanya ingin bersilaturahmi,, mengingat dulu hubungan kami menginjak umur 2 tahun dan sudah cukup dekat dengan keluarga saya, makanya saya pun terbuka saja tidak menutup silaturahmi. Tetapi semakin lama ternyata dia ada maksud tertentu alias ingin membujuk saya kembali menjalin hubungan denganya, saya pun menolaknya dengan menjelaskan alasan-alasan kenapa saya menolaknya,, dia pun meng-iya-kannya dan berkata 'iya mas ngerti ko'. Dalam hati pun terasa lega karena saya pikir dia bisa mengerti apa yang saya maksud,, dia mengerti betul bahwa saya memiliki orang special tapi ternyata dia memiliki prinsip 'kalau janur kuning belum melengkung berarti kita masih bersaing' .. huuhhh...
Saya paham ,, dia memang keras kepala dan ambisius, saya pun mulai panik. berpikir dia bisa saja melakukan hal-hal yang tidak saya inginkan. Dia memiliki sifat keras kepala,, beratus kali saya beritahu jangan ganggu kehidupan cinta saya,, tetap saja dia ngeyel setiap hari selalu menelpon saya ke handphone jika tidak saya angkat maka dia akan mingirimkan sms, jika sms tak di balas pun maka dia akan telpon ke telpon rumah, dan setiap harinya selalu seperti itu. Saya merasa risi dengan kelakuan dia, terlebih jika si pacar sedang memegang handphone saya dan berkata ' ini nomer siapa ko telpon terus!?' (karena nomer handphonenya tak pernah saya save). Saya pun menjelaskan pada si pacar dan dia pun mengerti, tapi saya pun berpikir dan terlintas dalam otak,, takut jika si pacar berpikir yang tidak-tidak berpikir bahwa saya sering berhubungan denganya (karena isi smsnya berupa perhatian-perhatian seperti sudah makan apa belum?), padahal saya tak pernah membalasnya sekalipun.
Atau terkadang dia berkunjung ke rumah dengan tiba-tiba , dengan kepintaranya dia pun mendekati ayah, mengajaknya mengobrol mengenai pekerjaanya ( karena perkerjaan ayah dan dia satu profesi ) maka meraka pun larut dalam obrolan, dan dengan berani meminta izin pada ayah untuk mengajak saya keluar rumah. terkadang saya merasa sebel karena dia bisa di bilang tipikal lelaki nekad, semakin saya larang maka dia semakin berambisi. Terlebih jika saya sedang jomblo maka dia berpikir peluangnya semakin besar,, hingga melakukan hal-hal yang bisa membuat saya berpikir 2 kali, seperti menjeput saya ke kampus dari tempat kerjanya ( di daerah jakarta selatan) dan mengantarkan saya pulang, mengajak saya berkunjung ke tempat kerjanya berkenalan dengan teman-teman kerjanya, dan saya di paksa berkunjung ke rumahnya dan bertemu dengan ibunya. Secara tidak langsung dengan hal-hal yang dia lakukan, saya pun seperti memiliki hutang budi denganya, sehingga saya berpikir 2 kali jika ingin membentaknya agar pergi dari kehidupan saya.
Dia pun setiap hari menghubungi saya,, terasa lelah saya untuk menjawab setiap panggilan dia,, hingga jika dia menelpon pun selalu saya abaikan, sms pun tak pernah saya balas,, bahkan orang rumah pun sudah mengerti, ketika mereka mengangkat telpon darinya orang rumah secara otomasis akan menjawab bahwa saya tidak ada di rumah. Tekadang beberapa saat dia menghilang dan saya pun merasa tidak terganggu dan hubungan dengan si pacar pun baik-baik saja. Tapi sering kali dia tiba-tiba muncul lagi,, menelpon atau mengirimkan sms LAGI.
Hingga saat handphone saya hilang di telan angkot alias di ambil orang di dalam angkot,, si pacar pun menyarankan untuk beli saja nomer yang baru daripada harus ribet mengurus nomer lama ke kantor operator selular, saya pun membeli nomer baru dan secara langsung menghindari si mantan tersebut. saya pikir setelah saya mengganti nomer handphone maka akan terbebas dari si mantan, tapi ternyata ,dia memang tak tau nomer handphone saya,, tapi dia ingat nomer telpon rumah saya, maka dia sering sekali menelpon ke rumah, bahkan teman-teman kantornya meng-add saya di facebook, dan meminta nomer handphone saya yang baru. Teman-temanya sering menitipkan salam atau pesan-pesan yang sudah sering saya dengar,, dan menurut saya sudah basi !! bosan mendengarnya.. teman-temanya pun terkadang membujuk saya untuk mau menerimanya lagi, tapi saya pun sudah pasti akan menolaknya.
Terasa risi dan bosan selalu di kejar-kejar dia, saya sangat sangat merasa terganggu, terutama hubungan saya dengan si pacar. SUdah segala cara saya lakukan dari cara terhalus hingga cara terkasar, tapi dia tetap saja menjadi kepala batu, tak pernah merasa lelah atau marasa malu,, terus saja membujuk dengan segala cara bahkan kadang menjelek-jelekan si pacar dan membandingkan dengan perlakuannya,sangat menyebalkan.. Sudah seringkali saya abaikan perlakuanya,, tetap saja dia berambisi.
Apa ada yang punya solusi lain??
Tapi akhir-akhir ini salah satu mantan mengganggu saya,, dan selalu seperti itu 2 tahun belakangan ini . Sudah kurang lebih 2 tahun kami berpisah,, dan saya menganggap kita menjadi teman.. dia tau persis bagaimana perjalanan cinta saya setelah berpisah dengannya,, entah darimana dia dapatkan semua informasi tentang saya setelah putus , entah mungkin dari temannya atau apapun itu dia selalu mengetahuinya. Awalnya saya menganggap mungkin dia hanya ingin bersilaturahmi,, mengingat dulu hubungan kami menginjak umur 2 tahun dan sudah cukup dekat dengan keluarga saya, makanya saya pun terbuka saja tidak menutup silaturahmi. Tetapi semakin lama ternyata dia ada maksud tertentu alias ingin membujuk saya kembali menjalin hubungan denganya, saya pun menolaknya dengan menjelaskan alasan-alasan kenapa saya menolaknya,, dia pun meng-iya-kannya dan berkata 'iya mas ngerti ko'. Dalam hati pun terasa lega karena saya pikir dia bisa mengerti apa yang saya maksud,, dia mengerti betul bahwa saya memiliki orang special tapi ternyata dia memiliki prinsip 'kalau janur kuning belum melengkung berarti kita masih bersaing' .. huuhhh...
Saya paham ,, dia memang keras kepala dan ambisius, saya pun mulai panik. berpikir dia bisa saja melakukan hal-hal yang tidak saya inginkan. Dia memiliki sifat keras kepala,, beratus kali saya beritahu jangan ganggu kehidupan cinta saya,, tetap saja dia ngeyel setiap hari selalu menelpon saya ke handphone jika tidak saya angkat maka dia akan mingirimkan sms, jika sms tak di balas pun maka dia akan telpon ke telpon rumah, dan setiap harinya selalu seperti itu. Saya merasa risi dengan kelakuan dia, terlebih jika si pacar sedang memegang handphone saya dan berkata ' ini nomer siapa ko telpon terus!?' (karena nomer handphonenya tak pernah saya save). Saya pun menjelaskan pada si pacar dan dia pun mengerti, tapi saya pun berpikir dan terlintas dalam otak,, takut jika si pacar berpikir yang tidak-tidak berpikir bahwa saya sering berhubungan denganya (karena isi smsnya berupa perhatian-perhatian seperti sudah makan apa belum?), padahal saya tak pernah membalasnya sekalipun.
Atau terkadang dia berkunjung ke rumah dengan tiba-tiba , dengan kepintaranya dia pun mendekati ayah, mengajaknya mengobrol mengenai pekerjaanya ( karena perkerjaan ayah dan dia satu profesi ) maka meraka pun larut dalam obrolan, dan dengan berani meminta izin pada ayah untuk mengajak saya keluar rumah. terkadang saya merasa sebel karena dia bisa di bilang tipikal lelaki nekad, semakin saya larang maka dia semakin berambisi. Terlebih jika saya sedang jomblo maka dia berpikir peluangnya semakin besar,, hingga melakukan hal-hal yang bisa membuat saya berpikir 2 kali, seperti menjeput saya ke kampus dari tempat kerjanya ( di daerah jakarta selatan) dan mengantarkan saya pulang, mengajak saya berkunjung ke tempat kerjanya berkenalan dengan teman-teman kerjanya, dan saya di paksa berkunjung ke rumahnya dan bertemu dengan ibunya. Secara tidak langsung dengan hal-hal yang dia lakukan, saya pun seperti memiliki hutang budi denganya, sehingga saya berpikir 2 kali jika ingin membentaknya agar pergi dari kehidupan saya.
Dia pun setiap hari menghubungi saya,, terasa lelah saya untuk menjawab setiap panggilan dia,, hingga jika dia menelpon pun selalu saya abaikan, sms pun tak pernah saya balas,, bahkan orang rumah pun sudah mengerti, ketika mereka mengangkat telpon darinya orang rumah secara otomasis akan menjawab bahwa saya tidak ada di rumah. Tekadang beberapa saat dia menghilang dan saya pun merasa tidak terganggu dan hubungan dengan si pacar pun baik-baik saja. Tapi sering kali dia tiba-tiba muncul lagi,, menelpon atau mengirimkan sms LAGI.
Hingga saat handphone saya hilang di telan angkot alias di ambil orang di dalam angkot,, si pacar pun menyarankan untuk beli saja nomer yang baru daripada harus ribet mengurus nomer lama ke kantor operator selular, saya pun membeli nomer baru dan secara langsung menghindari si mantan tersebut. saya pikir setelah saya mengganti nomer handphone maka akan terbebas dari si mantan, tapi ternyata ,dia memang tak tau nomer handphone saya,, tapi dia ingat nomer telpon rumah saya, maka dia sering sekali menelpon ke rumah, bahkan teman-teman kantornya meng-add saya di facebook, dan meminta nomer handphone saya yang baru. Teman-temanya sering menitipkan salam atau pesan-pesan yang sudah sering saya dengar,, dan menurut saya sudah basi !! bosan mendengarnya.. teman-temanya pun terkadang membujuk saya untuk mau menerimanya lagi, tapi saya pun sudah pasti akan menolaknya.
Terasa risi dan bosan selalu di kejar-kejar dia, saya sangat sangat merasa terganggu, terutama hubungan saya dengan si pacar. SUdah segala cara saya lakukan dari cara terhalus hingga cara terkasar, tapi dia tetap saja menjadi kepala batu, tak pernah merasa lelah atau marasa malu,, terus saja membujuk dengan segala cara bahkan kadang menjelek-jelekan si pacar dan membandingkan dengan perlakuannya,sangat menyebalkan.. Sudah seringkali saya abaikan perlakuanya,, tetap saja dia berambisi.
Apa ada yang punya solusi lain??